Jumat, 06 Mei 2011

22 Rumah Roboh Diterjang Angin Puting Beliung


 
            Banyuasin – Sebanyak 22 rumah di Desa Srijaya, Sejagung dan Desa Sugai Lilin Kecamatan Rantau Bayur roboh diterjang angin puting beliung. Selain itu, angin yang menghantam daerah pesisir sungai musi ini, juga mengakibatkan 39  rumah rusak berat dan 47  rumah lainnya rusak ringan. Bahkan keganasan puting beliung juga merobohkan puluhan batang pohon berdiameter antara 60 cm hingga 80 cm.
            Rinciannya, di Desa Srijaya rumah yang roboh 11 rumah, rusak berat 20 dan rusak ringan 15. Di Desa Sejagung, roboh 1, rusak berat 11 dan 32 rusak ringan. Desa Sungai Lilin, roboh 10 rumah, rusak berat 8 rumah.
            Akibatnya, dipastikan lebih dari 108 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal. Warga yang kehilangan tempat tinggal terpaksa mengungsi sementara dirumah tetangga dan keluarga lainnya.
            Selain itu, serangan puting beliung juga merusak pasar di Desa Sejagung dan dua rumah sekolah, yaitu SD 26 di Desa Sejagung dan SMP PGRI di Desa Srijaya. Namun kerusakan dua sekolah ini, tidak menyebabkan siswa kedua sekolah tersebut libur.
            Pantauan koran ini, angin yang meluluhlantahkan tiga desa di Kecamatan Rantau Bayur, selama satu jam lebih ini terjadi Kamis (5/5) sekitar pukul 23.10 Wib. Untungnya, saat kejadian, warga sudah mengantisipasi terlebih dahulu, sehingga tidak ada korban jiwa.
            Meski demikian, catatan koran ini, sedikitnya tiga warga di Desa Sejagung tertimpa atap rumah saat akan menyelamatkan diri, dari serangan puting beliung. Mereka adalah Rofeah (50) dan anaknya Soraya (15) serta Nuna (60) yang tinggal tak jauh dari rumah Rofeah.  Ironisnya, saat kejadian Kepala Desa (Kades) Sejagung Edi Suaini, tidak ada ditempat, bahkan saat tim yang dimotori oleh Camat Rantau Bayur Deni Sukmana dan Kadis Sosial Iskandar DM, beserta Wakil Ketua DPRD Arkoni MD dan Suistiqlal Effendi tiba di lokasi kejadian, Edi tengah berada di Palembang
Sedangkan di Desa Srijaya, tiga rumah milik Nazirin, Abtar dan Masna tertimpa pohon yang tumbang. Namun penghuni rumah sempat keluar sebelum rumah yang mereka tunggu roboh ditimpa pohon.
Kades Srijaya Hasanul Basri menjelaskan, sebelum terjadi puting beliung, hembusan angin sangat kuat. Bahkan, tiupan angina disertai bunyi gemuruh yang berasal dari dalam air.
“ Saya langsung keluar bersama anak dan istri saya, kemudian saya mengomandoi seluruh keluarga lain untuk keluar dan meninggalkan rumah. Karena kondisi pada malam itu sangat aneh, dan baru pertama kali terjadi. Kami khawatir terjadi tsunami karena rumah warga berada di dekat sungai musi. “ jelas Kades.
Hanya berselang beberapa menit setelah warga keluar dari rumah, angin yang berputar langsung meluluhlantahkan semua yang ada. “ Anginnya terlihat berputar pak, karena beberapa pohon ikut terbang dan berputar keatas terbawa angina. “ katanya.
Ditambahkan Hasanul, kondisi pada saat terjadi angin puting beliung sangat menyeramkan. Selain cuaca gelap gulita lantaran awan yang hitam pekat, di desa tersebut tidak memiliki penerangan listrik.
“ Sangat mengerikan,  kondisinya seperti mau kiamat, kami semua berteriak Allahu Akbar dan terus melafazkan doa, sambil berlari mencari tempat yang aman. “ cerita Hasanul
Peristiwa yang memilukan terjadi di Desa Sejagung, warga yang tidak paham dengan kondisi alam ini tetap nekat berada dirumah. Baru setelah atap rumah berterbangan, warga memilih keluar. Sayangnya Nuna, seorang janda yang tinggal sendirian dirumah tak sempat menyelamatkan diri, tubuh nenek renta ini terjatuh dari rumah bertiang yang ditempatinya. Demikian pula dengan Rofeah (50) dan anaknya Soraya (15).
“ Tidak ada peringatan dari siapapun pak, kami keluar setelah banyak terdengar teriakan warga yang menyuruh keluar. Tetapi saat kami buka pintu, atap rumah langsung roboh menimpa saya, dan anak saya. Bahkan saya sendiri sempat pingsan setelah ditimpa atap, untuk anak saya tetap sadar dan menyelamatkan saya. “ cerita Rofeah yang termenung melihat kondisi rumahnya yang rata dengan tanah.
Berbeda dengan Nuna, wanita yang ditinggal mati suaminya ini, sempat terbawa angin saat akan membuka pintu rumahnya. Akibatnya, janda tua ini terjatuh dari jendela rumah bertiang yang ditempatinya.
Zurna (63) warga Desa Srijaya lainnya menambahkan bencana yang menimpa Desa Srikaton dan Sri Mulyo,
             Camat Rantau Bayur Deni Sukmana menjelaskan, kejadian yang meluluhlantahkan rumah milik warganya, baru pertama kali terjadi. “ Kalau angin besar sudah sering terjadi, karena daerah disini merupakan pesisir sungai musi. Tetapi kalau serangan angin puting beliung seperti ini, baru pertama kali terjadi. “ ucapnya.
            Kejadian ini sendiri, lanjut Deni sudah dilaporkan ke Bupati Banyuasin. “ Setelah mendapatkan laporan dari warga, pagi hari saya langsung lapor ke Bupati dan langsung menyiapkan bantuan dari Dinas Sosial. “ kata Camat.
            Soal Kades Sejagung yang tidak ada ditempat, lanjut Deni, pihaknya akan memberikan teguran keras. “ Saya sudah telepon berkali – kali, namun katanya masih didata, tetapi setelah kami cek di Desa Sejagung, ternyata Kades tidak ada ditempat, dia ada di Palembang. Kondisi ini juga akan saya laporkan ke Bupati. “ tegas Deni.
            Wakil Ketua DPRD Banyuasin Arkoni MD, menjelaskan, pihaknya akan terus berupaya mencari bantuan baik dari Pemkab Banyuasin maupun dari pihak luar. “ Musibah ini, memang datang secara tidak diduga. Tetapi kami minta kepada warga untuk bersabar, mudah – mudahan ada hikmah dari kejadian ini. “ ulasnya.
            Sementara, pasca musibah puting beliung, Dinas Sosial langsung mengirimkan bantuan berupa bahan makanan. Terdiri dari 38 karung beras, mie instan 38 dus, sarden 13 dus, kecap manis 5 dus, kecap asin 5 dus, saos 9 dus.
            “ Bantuan ini hanya sementara dan ini baru hari pertama, kami juga akan mengusahakan bantuan lain untuk korban puting beliung ini. Soal kerusakan rumah sekolah, silahkan lapor ke Dinas Pendidikan, dan kerusakan pasar akan kami laporkan ke Dinas Pasar. “ ujarnya.
            Khusus bangunan yang rusak berat hingga roboh akan diberikan bantuan berupa bahan baku rumah. “ Namun kami harus mengusulkannya terlebih dahulu ke Bupati Banyuasin. “ tukasnya. (32)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar